SUPERVISI MANAJERIAL
1. Supervisi
adalah serangkaian kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas sekolah
dalam rangka membantu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya
guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek yaitu manajerial dan akademik.
Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan aspek-aspek pengelolaan
dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya
pembelajaran seperti yang tertera dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan.
2. Dalam
melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas sekolah berperan sebagai:
(1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi,
pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan
menganalisis potensi sekolah, (3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah,
dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.
3. Prinsip-prinsip
supervisi manajerial pada hakikatnya tidak berbeda dengan supervisi akademik,
yaitu:
a. Harus
menjauhkan diri dari sifat otoriter, seperti ia bertindak sebagai atasan dan
kepala Sekolah/guru sebagai bawahan.
b. Supervisi
harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan
kemanusiaan yang diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan
informal (Dodd, 1972).
c. Supervisi
harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas bersifat
sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan (Alfonso dkk.,
1981 dan Weingartner, 1973).
d. Supervisi
harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi.
Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.
e. Program
supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat
bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan
(Alfonso, dkk., 1981).
f. Supervisi
harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek, karena
hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya.
g. Supervisi
harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari
kesalahan-kesalahan kepala Sekolah/ guru.
h. Supervisi
harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan
program supervisi harus obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan program berarti
bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan persoalan dan kebutuhan
nyata yang dihadapi sekolah.
4. Metode
supervisi manajerial, yaitu: monitoring dan evaluasi, refleksi dan FGD, metode
Delphi, dan Workshop.
5. Aktivitas
pengawas dalam supervisi manajerial tercakup dalam empat kata kunci, yaitu:
a. Membimbing
(membantu dan mendampingi) dalam penyusunan dan perumusan berbagai pedoman,
panduan, kebijakan atau program Sekolah.
b. Memonitor,
dalam pelaksanaan hal-hal yang sudah jelas aturannya.
c. Membina,
dalam pelaksanaan hal-hal yang perlu inisiatif Sekolah.
d. Mengevaluasi
(termasuk memeriksa dan menilai) dalam hal-hal yang berkaitan dengan
ketersediaan perangkat, maupun pelaksanaan program.
SUPERVISI AKADEMIK
Menurut Sahertian (Sahertian,
2000:44-52). pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan supervisi akademik,
ada 3, yaitu:
1. Pendekatan
Langsung (Direktif) Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah
yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu
pengaruh perilaku supervisor lebih dominan.
2. Pendekatan
Tidak Langsung (Non-direktif) Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah
cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku
supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah: mendengarkan, memberi
penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah
3. Pendekatan
Kolaboratif Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dan non–direktif menjadi
pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama,
bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan
proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru.
Perilaku supervisor adalah
sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan
negosiasi.
Pendekatan supervisi akademik
yang lain (Achecon, Keith A, at al, 1987) adalah :
1. Scientific
didasarkan atas data (hasil pengamatan dan pencatatan yang teliti, objektif dan
valid) baru diambil langkah perbaikan yang diperlukan
2. Artistic
dilakukan secara tidak to the point, pengawas menggunakan seni tertentu.
3. Clinic
didasarkan atas diagnosa kekurangan (kelemahan=penyakit) baru diberikan
perbaikan.
Teknik Supervisi Akademik
Menurut Gwyn, teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu. teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok.
Teknik Supervisi Individual:
a. Kunjungan kelas
b. Observasi
kelas
c. Pertemuan
individual
d. Kunjungan
antar kelas
e. Menilai diri
sendiri
f. Portofolio
supervision
g. Action
research
h. Peer coaching
i. Mentoring
and induction
Teknik Supervisi Kelompok:
Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikut.
a. Kepanitiaan-kepanitiaan
b. Kerja
kelompok
c. Laboratorium
kurikulum
d. Baca
terpimpin
e. Demonstrasi
pembelajaran
f. Darmawisata
g. Kuliah/studi
h. Diskusi panel
i. Perpustakaan
jabatan
j. Organisasi
profesional
k. Buletin
supervisi
l. Pertemuan
guru
m. Lokakarya atau konferensi kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar